Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saklar Otomatis

Saklar otomatis adalah suatu saklar yang kontak saklarnya dapat terbuka dan tertutupnya secara otomatis berdasarkan waktu, suhu atau bahkan sesuai kehendak penggunanya. 
Kontak Saklar Terbuka dan Tertutup
Umumnya saklar otomatis ini digunakan untuk rangkaian kontrol seperti relay dan kontaktor. Akan tetapi ada juga saklar otomatis yang memiliki fungsi khusus sebagai pengaman rangkaian seperti MCB. Oleh karena banyaknya varian dari saklar otomatis ini , kami akan merangkumnya menjadi 6 jenis yaitu :

  1. Relay
  2. Kontaktor
  3. MCB
  4. Sekring
  5. Timer Relay
  6. Themal Relay

Relay


Relay merupakan salah satu saklar otomatis yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk bisa membuka dan menutup kontak saklar. Pada relay terdiri dari dua bagian utama yaitu Coil dan Contact (Yang akan menghubungkan / memutus arus listrik).

Coil / Koil adalah sebuah gulungan kawat yang akan menciptakan suatu medan magnet apabila dialiri oleh arus listrik. Kenapa hal tsb bisa terjadi ? karena berdasarkan Hukum Induksi Faraday dimana ketika suatu konduktor dialiri oleh arus listrik maka akan tercipta suatu medan magnet.

Jadi dengan memanfaatkan medan elektromagnet tsb, maka koil dapat membuka dan menutup kontaknya. 

Ketika koil dialiri arus listrik maka koil akan berperan sebagai saklar tertutup dan mengalirkan arus listrik. Akan tetapi ketika koil tidak dialiri oleh arus listrik maka koil akan seperti saklar terbuka dan tidak mengalirkan arus.

Jenis Relay
Relay ini mempunyai beberapa jenis atau varian yang ada di pasaran. 

Berdasarkan posisi awal kontaknya
  1. NO (Normally Open)
    Artinya adalah sebelum koil dialiri arus listrik maka posisi kontaknya akan terbuka (open). Akan tetapi apabila koil dialiri arus listrik maka kontaknya akan tertutup dan mengalirkan arus listrik.

  2. NC (Normally Close)
    Artinya adalah sebelum koil dialiri arus listrik maka posisi kontaknya akan tertutup (close). Akan tetapi apabila koil dialiri arus listrik maka kontaknya akan terbuka dan tidak mengalirkan arus listrik.

Berdasarkan Jumlah Pole dan Throw dimana Pole merupakan kutub (2 kontak saklar), dan throw merupakan jumlah kondisi yaitu kontak dalam keadaa NC / NO)
  1. Single Pole Single Throw (SPST)
    Seperti namanya relay ini hanya mempunyai satu pasang kutub (kontak saklar) dan satu kondisi kontak saklar entah itu NC atau NO.

    Jadi totalnya ada 4 kaki terminal dimana dua digunakan sebagai sambungan koil dan dua lainnya digunakan sebagai kontak saklar.

  2. Single Pole Double Throw (SPDT)
    Seperti namanya relay ini hanya mempunyai satu kutub dan dua kondisi kontak saklar yaitu NC atau NO.

    Totalnya ada 5 kaki terminal dimana dua digunakan sebagai sambungan koil dan tiga lainnya digunakan sebagai kontak saklar dengan dua kondisi (NO dan NC).

  3. Double Pole Single Throw (DPST)
    Relay ini mempunyai dua pasang kutub dan satu kondisi kontak saklar (NC / NO).
    Totalnya ada 6 kaki terminal dimana dua pasang kutub (4 kaki terminal atau 2 pasang kontak saklar) dan 2 kaki terminal lainnya digunakan sebagai koil. Akan tetapi semua kontak saklarnya merupakan satu kondisi (entah itu NC atau NO)

  4. Double Pole Double Throw
    Relay ini mempunyai dua dua pasang kutub dan dua kondisi kontak saklar (NO dan NC).

    Totalnya ada 6 terminal dimana 4 terminal sebagai kontak saklar (1 pasang kontak NO dan 1 pasang kontak NC) dan dua lainnya sebagai sambungan koil. 

Kontaktor


Sama seperti relay, kontaktor ini merupakan sebuah saklar otomatis yang memanfaatkan gaya induksi elektromagnetik untuk mengendalikan kontak saklarnya.

Agak sedikit berbeda dengan relay saklar ini mempunyai 3 bagian utama yaitu :
  1. Koil
    Sama seperti relay, koil pada kontaktor berupa sebuah magnet induksi yang akan menjadi magnet ketika dialiri arus listrik. Koil ini yang akan mengendalikan (buka / tutup) saklar. Koil pada kontaktor terminalnya bertanda A1 dan A2 (terlihat pada gambar).

  2. Kontak Utama 
    Kontak utama merupakan sebuah kontak yang akan duhubungkan ke beban atau biasa disebut sebagai rangkaian daya. Kontak utama ini memiliki terminal yang lebih lebar sehingga daya listrik yang bisa mengalir melewati kontak ini lebih besar dari kontak bantu. Pada rangkaian motor listrik, kontak ini yang dihubungkan ke motor.

  3. Kontak Bantu
    Kontak bantu ini hanya digunakan sebagai pengontrol rangkaian. Contohnya pada rangkaian motor listrik kontak bantu ini digunakan sebagai pengunci rangkaian agar koil tetap ter-aliri oleh arus listrik. 

Kontaktor ini paling umum digunakan pada rangkaian motor listrik dimana kontaktor ini mempunyai dua fungsi utama yaitu : 

  • Sebagai saklar otomatis 
    Seperti saya jelaskan di atas bahwa kontaktor ini memanfaatkan hukum induksi elektromagnetik untuk mengendalikan kontak saklar. Magnet induksi ini terletak pada koil, jadi asalkan kita dapat mengatur nyala koil maka kita bisa mengatur kontak saklar mana yang akan terhubung dan terputus.

  • Sebagai Pengaman rangkaian
    Jika kontaktor ini dipadukan dengan TOR (Thermal Overload Relay) maka akan menjadi sebuah pengaman rangkaian motor. Pada rangkaian motor listrik dua komponen ini merupakan hal wajib (Kontaktor harus disambungkan ke TOR untuk keamanan rangkaian dan instalasi)

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat artikel kami tentang kontaktor (PEMBAHASAN LENGKAP BESERTA VIDIO-NYA). KLIK DISINI

MCB


MCB ini juga termasuk dalam saklar otomatis karena dapat memutuskan rangkaian secara otomatis ketika terjadi gangguan (baik itu overload atau hubung singkat / short circuit). Pada instalasi rumah dan gedung mcb ini merupakan komponen wajib sebagai pengaman instalasi dan sekaligus sebagai pembagi sirkuit instalasi. 

MCB ini dibedakan berdasarkan arus maksimal yang dapat melewatinya yaitu :
  • MCB 2 A
  • MCB 4 A
  • MCB 6 A
  • MCB 10 A
  • MCB 16 A 
  • dan seterusnya.....

Cara Kerja MCB

Di dalam MCB terdapat satu bahan yang bernama bi-metal. Bahan ini yang digunakan untuk men-trigger / memicu kontak saklar apakah tetap terhubung atau terputus.

Jadi karakteristik dari bi-metal ini adalah apabila mengalami overheat (terlalu panas) maka bi-metal ini akan melengkung. Seperti kita ketahui ketika terjadi short - circuit / overload / korsleting maka logam yang mengalirkan listrik akan menjadi panas.

Dengan memanfaatkan karakteristik tsb maka ketika terjadi Overload / hubung-singkat maka bahan bi-metal tsb akan melengkung dan membuat Kontak saklar pada mcb menjadi terputus. Hal tsb mengakibatkan MCB tidak mengalirkan arus listrik.

Sekring 


Pada dasarnya fuse atau sekring ini mempunyai fungsi yang sama persis seperti MCB dimana mengamankan rangkaian atau instalasi listrik ketika dalam keadaan gangguan (Short - circuit atau Overload). 

Akan tetapi perbedaannya adalah Fuse / sekering ini hanya sekali pakai. Jadi ketika kawat pada sekering sudah putus maka kita harus menggantinya dengan yang baru.

Cara kerja dari fuse ini adalah ketika terjadi overload / short-circuit maka logam / kawat yang ada dalam sekering akan menjadi panas. Ketika batas panas pada kawat tsb sudah melampaui batas maka sekering akan terbakar dan menjadi putus. Hal tsb mengakibatkan sekering tidak dapat menghantarkan arus lagi.

Sekering yang ada dipasaran ini dibedakan berdasarkan arus yang dapat melewati sekering tsb yaitu mulai dari :
  • Sekering 2 A
  • Sekering 4 A
  • Sekering 6 A
  • Sekering 8 A
  • Sekering 10 A
  • Dan seterusnya

Timer Relay



Timer Relay merupakan sebuah saklar otomatis dimana kontak saklarnya (terbuka / tertutup) diatur oleh waktu yang sudah ditentukan. Waktu yang ditentukan oleh relay ini dapat diatur sesuai dengan keinginan penggunanya 

Timer relay yang populer digunakan untuk relay jenis ini adalah TDR (Time Delay Relay). TDR ini biasanya digunakan pada rangkaian motor listrik dimana TDR ini dapat digunakan untuk mengubah saklar NO menjadi NC dan sebaliknnya (NC menjadi NO) berdasarkan waktu yang telah ditentukan oleh pengguna.

Akan tetapi saat ini banyak dijumpai Timer Relay Digital dimana penggunaannya lebih fleksibel , praktis dan dapat digunakan pada komponen elektronika lainnya seperti lampu, kipas angin ,dan lain lain. Timer Relay ini juga bisa dipadukan dengan kontaktor ataupun PLC untuk membuat sebuah sistem kontrol.

Thermal Relay


Thermal Relay merupakan suatu saklar otomatis yang akan terbuka / tertutup (kontak saklarnya) berdasarkan suhu yang telah ditetapkan. Salah satu Thermo Relay yang populer digunakan adalah TOR (Thermal Overload Relay)

TOR ini biasanya dipadukan dengan kontaktor sebagai pengaman rangkaian motor listrik. Jadi ketika TOR mendeteksi bahwa adanya overload / beban berlebih pada motor maka TOR akan memutus rangkaian tsb sehingga instalasi dan motor tetap aman. Hal tsb terjadi karena ketika terjadi overload maka logam yang digunakan untuk menghubungkan rangkaian akan menjadi panas dan TOR dapat mendeteksi hal tsb.

Posting Komentar untuk "Saklar Otomatis"